ITIKAF, SAHUR BERSAMA DAN "AYO PILAH SAMPAH SEJAK DARI SUMBERNYA"

 


"Buanglah sampah pada tong sampah", adalah motto yang selama ini kita pahami dan sudah kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari

Ternyata, motto tersebut sudah tidak tepat lagi dilaksanakan pada saat ini.

Jika semua orang membuang sampah pada tong sampah, maka dalam waktu singkat akan terkumpul sampah dengan volume yang sangat besar.

Sebagai contoh bila ada kegiatan berkumpul seperti pesta atau kegiatan keagamaan yang ada acara makannya maka akan menghasilkan sampah botol/gelas plastik yang sangat banyak.

Walaupun bobot sampah plastik sangat ringan tapi volumenya yang dihasilkan sangat besar. Ditambah lagi jika dicampur dengan sampah sisa makanan yang cepat basi dan akan mengeluarkan bau tidak sedap.

Hal tersebut tidak akan menjadi masalah, jika  sampah sudah dipilah sejak dari sumbernya. Sampah organik dan sampah non organik tidak boleh digabung tapi harus dipisahkan. 

Sampah organik dikumpulkan dan diproses untuk menghasilkan pupuk. Sedangkan sampah botol/gelas plastik dikumpulkan dan disetorkan ke pemulung atau Bank sampah untuk didaur ulang. 

Bagi Warga yang menyetorkan sampahnya ke Bank Sampah, maka akan mendapatkan manfaat ekonomi karena dari sampah yang disetorkan akan dihitung sebagai tabungan  bank sampah. Jika sudah mencapai nilai tertentu, maka Tabungan bisa seperti layaknya Bank konvensional.

Jika pemilahan sampah ini dilaksanakan semua warga dari segala lapisan, maka sisa sampah yang perlu dibuang dan dikumpulkan di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) akan  jauh berkurang.

Jadi motto yang berlaku saat ini seharusnya adalah : "Ayo pilah sampah sejak dari sumbernya".

Kebetulan saat ini kita semua sedang berada pada bulan suci Ramadhan 1446 H. Hari ini sudah mulai memasuki hari ke-2 itikaf 10 hari terakhir yang dibarengi dengan makan sahur bersama.



Untuk mendukung Program Bank Sampah, di mesjid Nur Al Bashiroh juga sudah mulai menerapkan pilah sampah dengan cara berikut :
  1. Pengelola Bank sampah melakukan sosialisasi tentang perlunya memilah sampah dan menjelaskan teknis pelaksanaannya. Penjelasan disampaikan langsung oleh Ketua Bank sampah (Ibu Tri Wahyu Budiani).
  2. Setelah selesai makan sahur, maka setiap jemaah memisahkan sisa makanan (sampah organik)  dari piringnya dan dikumpulkan di ember khusus.
  3. Jemaah harus menghabiskan minuman di botol/gelas plastik  dan tidak boleh dibuang ke tong sampah. Botol/gelas yang sudah kosong dikumpulkan pada satu tempat untuk didaur ulang (diserahkan kepada pemulung atau disetorkan ke Bank sampah).
  4. Yang dimasukkan ke tong sampah hanya tissue, plastik sisa sampah yang tidak bisa di daur ulang dan jumlahnya sedikit sehingga tidak membuat tong sampah cepat penuh.

Berikut ini adalah hasil pelaksanaan Pemilahan sampah di mesjid Nur Al Bashiroh setelah menerapkan arahan dari Direktur Bank sampah :
  1. Piring kotor sudah bebas dari sisa makanan sehingga membantu proses pencuciannya.
  2. Sampah organik (sisa makanan, kulit buah dll) dimasukkan ke dalam ember khusus dan langsung dikumpulkan di ember sampah organik yang tersedia di depan rumah warga (PIC : Marbot/Mas Ahmad).
  3. Sampah non organik (botol/gelas plastik) langsung diambil oleh pemulung (Pak Jajo)

Yang masih perlu ditingkatkan adalah :
  1. Keterlibatan anak dan remaja agar ikut peduli tentang kebersihan dan pemilihan sampah.
  2. Agar di setiap rumah tangga wajib memilah sampah 
Semoga bermanfaat dan dapat diterapkan bukan hanya pada saat sahur bersama bersama tapi juga di kehidupan sehari-hari warga Poinmas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RW011 BERHASIL MERAIH PROKLIM KATEGORI UTAMA

PENJUALAN BANK SAMPAH POINMAS RW011 LOHIJINAWI TAHAP-2

BUKU TABUNGAN BANK SAMPAH DIGITAL