KUNJUNGAN LAPANGAN TIM PUPR KE BANK SAMPAH POINMAS RW011 LOHJINAWI

Dalam rangka persiapan operasional TPST Cipayung maka pada hari Senin tanggal 30 Juni 2025 TIM yang dipimpin oleh Tim PUPR telah melaksanakan Kunjungan Lapangan Monitoring dan Evaluasi PPAM (Pelaksanaan Peningkatan Peran Aktif Masyarakat) ke Bank Sampah Poinmas RW011 Lohjinawi yang termasuk wilayah Kelurahan Rangkapan Jaya Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.
Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok termasuk dalam wilayah dampingan Proyek Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Program (ISWMP).
RW011 dipilih sebagai lokasi yang dikunjungi dengan pertimbangan warganya sudah melaksanakan pemilahan sampah dan juga telah memiliki Bank Sampah yang sudah beroperasi dengan baik.
ISWMP (Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project) merupakan program berskala nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sampah yang beradaptasi dengan berbagai kondisi perkotaan yang berbeda di Indonesia.
TPST ini akan memiliki kapasitas pengolahan sampah 300 ton per hari dan menggunakan teknologi yang modern dan diharapkan akan menjadi solusi atas permasalahan sampah di Kota Depok. Pembangunan TPST didanai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Setelah pembangunan selesai, TPST akan dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok.
Kunjungan ini dipersiapkan oleh Kementerian PUPR dipimpin oleh Tim Strategi Komunikasi (Strakom) ISWMP bekerja sama dengan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi, Tim PPAM Kota Depok dan Tim National Project Management Consultant (NPMC).
Ketua TIM PUPR Bapak Iman menyampaikan beberapa informasi terkait pengelolaan sampah antara lain :
Sampah organik, yang sebagian besar berasal dari sisa makanan dan dedaunan, menyumbang separoh dari total sampah yang dihasilkan di Indonesia. Permasalahan sampah organik di Indonesia sangat kompleks dan melibatkan berbagai aspek, mulai dari tingginya volume sampah yang dihasilkan, rendahnya kesadaran masyarakat, hingga terbatasnya fasilitas pengolahan.
Masalah sampah anorganik adalah masalah lingkungan serius yang disebabkan oleh sampah yang sulit terurai dan menumpuk, seperti plastik, kaca, dan logam. Penumpukan sampah anorganik dapat menyebabkan pencemaran tanah, air, dan udara, serta berdampak negatif pada kesehatan dan lingkungan.
Sebenarnya, semua sampah baik sampah organik maupun anorganik dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga jika DIKELOLA dengan baik seperti yang dilakukan di negara Singapura dan Jepang.
Sampah organik memiliki banyak manfaat, terutama dalam bidang pertanian dan lingkungan. Manfaat utamanya adalah dapat diolah menjadi pupuk kompos yang menyuburkan tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan meningkatkan kualitas lahan pertanian. Selain itu, sampah organik juga bisa diolah menjadi pakan ternak, bahan bakar biogas, dan bahkan kerajinan tangan.
Sampah anorganik memiliki manfaat, di antaranya adalah sebagai bahan baku kerajinan, bahan bangunan, dan sumber energi. Selain itu, sampah anorganik juga dapat didaur ulang menjadi produk baru atau digunakan kembali untuk keperluan lain, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Acara kunjungan diakhiri dengan wawancara dengan dengan beberapa orang warga dan inspeksi ke rumah warga sekitar Bank sampah untuk melihat pelaksanaan pemilahan sampah yang telah dilaksanakan oleh warga Poinmas. Tim kunjungan telah menyaksikan bahwa warga RW011 sudah mulai memilah sampah organik dengan menyediakan ember sampah organik yang dapat melayani sampai 7 rumah di sekitarnya.
RW011 dipilih sebagai lokasi yang dikunjungi dengan pertimbangan warganya sudah melaksanakan pemilahan sampah dan juga telah memiliki Bank Sampah yang sudah beroperasi dengan baik.
ISWMP (Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project) merupakan program berskala nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sampah yang beradaptasi dengan berbagai kondisi perkotaan yang berbeda di Indonesia.
Kunjungan ini adalah untuk mengecek kesiapan warga Kota Depok dalam rangka persiapan dengan akan dioperasikannya TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Cipayung dalam waktu dekat. Perlu diketahui bahwa Pembangunan TPST Cipayung merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan pengelolaan sampah dan mengurangi dampak negatif lingkungan akibat penumpukan sampah.
TPST ini akan memiliki kapasitas pengolahan sampah 300 ton per hari dan menggunakan teknologi yang modern dan diharapkan akan menjadi solusi atas permasalahan sampah di Kota Depok. Pembangunan TPST didanai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Setelah pembangunan selesai, TPST akan dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok.
Kunjungan ini dipersiapkan oleh Kementerian PUPR dipimpin oleh Tim Strategi Komunikasi (Strakom) ISWMP bekerja sama dengan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi, Tim PPAM Kota Depok dan Tim National Project Management Consultant (NPMC).
Sebagai catatan, Tim PUPR sebelum turun ke lapangan juga telah menggali data dengan menyebarkan google form kepada warga di RW011 Komplek Poinmas melalui pengurus RT/RW.
Tim Kunjungan PUPR berjumlah 7 orang yang terdiri dari :
Ketua RW011 (Bapak Wahyudi) dalam sambutannya mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada Tim PUPR atas kepercayaannya karena telah memilih RW011 sebagai lokasi kunjungan. Bank Sampah RW011 telah berjadi sejak tahun 2013 dan telah berhasil meraih banyak prestasi antara lain sebagai Bank Sampah terbaik se Kecamatan Pancoran Mas. Tahun 2024 Bank sampah berperan mendukung keberhasilan RW011 meraih Sertifikat PROKLIM UTAMA dari Kementerian KLH yang diharapkan akan dapat meningkatkan statusnya menjadi PROKLIM LESTARI. RW011.
Bapak Nur Alam sebagai Sekretaris Kelurahan (SEKEL) juga menginformasikan bahwa TPA Cipayung sudah tidak mampu lagi menampung sampah yang dihasilkan oleh warga Kota Depok. Terakhir, Pemkot Depok berencana akan memanfaatkan maggot sebagai salah satu upaya mengurangi debit sampah yang ada di TPA Cipayung.
Tim Kunjungan PUPR berjumlah 7 orang yang terdiri dari :
- Bapak Iman & Ibu Hasnah dari Strakom (strategi komunikasi) PPAM ISWMP Kementrian PUPR
- Ibu Nia & Ibu Kiki dari NPMC PPAM ISWMP
- Bapak Purnomo & Bapak Medina dari Tim PPAM ISWMP Kota Depok
- Bapak Nur Alam mewakili Kelurahan Rangkapan Jaya
Dari RW011 yang hadir menerima kunjungan adalah :
- Bpk Wahyudi (Ketua RW011)
- Ibu Tri Wahyu Budiyani (Direktur Bank Sampah)
- Afrizali (Sekretaris Bank Sampah)
- Ibu Wahyu Budininggrum (Bendahara Bank Sampah)
- Bpk Wisnu Andi Karyanto (Manager Pemasaran Bank Sampah)
- Bpk Suroso (Manager Operasional Bank Sampah)
- Bpk Iwan Agustinus (Seksi Wharehause)
- Bpk Supriyanto dan Bpk Middy Bayu (tokoh masyarakat)
- Ibu-ibu nasabah Bank Sampah : Ibu Ida, Ibu Ninin, Ibu Novi, Ibu Mamik, Ibu Ina, Ibu Heni dll
Ketua RW011 (Bapak Wahyudi) dalam sambutannya mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada Tim PUPR atas kepercayaannya karena telah memilih RW011 sebagai lokasi kunjungan. Bank Sampah RW011 telah berjadi sejak tahun 2013 dan telah berhasil meraih banyak prestasi antara lain sebagai Bank Sampah terbaik se Kecamatan Pancoran Mas. Tahun 2024 Bank sampah berperan mendukung keberhasilan RW011 meraih Sertifikat PROKLIM UTAMA dari Kementerian KLH yang diharapkan akan dapat meningkatkan statusnya menjadi PROKLIM LESTARI. RW011.
Bapak Nur Alam sebagai Sekretaris Kelurahan (SEKEL) juga menginformasikan bahwa TPA Cipayung sudah tidak mampu lagi menampung sampah yang dihasilkan oleh warga Kota Depok. Terakhir, Pemkot Depok berencana akan memanfaatkan maggot sebagai salah satu upaya mengurangi debit sampah yang ada di TPA Cipayung.
Ketua TIM PUPR Bapak Iman menyampaikan beberapa informasi terkait pengelolaan sampah antara lain :
- Saat ini seluruh wilayah di Indonesia menghadapi permasalahan yang sama terkait sampah yaitu TPA yang sudah overload dan tidak mampu lagi menampung sampah yang dihasilkan oleh warga.
- Sampah yang dihasilkan masyarakat separuhnya adalah sampah organik berupa sisa makanan yang sebagian berasal dari dapur rumah tangga.
- Masalahnya adalah belum semua warga memilah atau memisahkan sampah. Masih ada warga yang membuang semua sampah ke tong sampah untuk selanjutnya diambil oleh Truk untuk diangkut ke TPA Cipayung. Akibatnya TPA Cipayung cepat penuh dan tidak mampu lagi menampung sampah yang datang.
- Paradigma lama bahwa semua sampah dikumpulkan, diangkut dan dibuang ke TPA sudah tidak bisa dipakai lagi saat ini.
- Pengelolaan sampah di negara Singapura adalah dengan membangun infrastruktur pengolahan sampah yang canggih dan modern. Semua sampah dikumpulkan dan diolah oleh mesin kemudian menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan. Biaya yang diperlukan untuk membangun infrastruktur sangat mahal, tapi seimbang dengan manfaat yang dirasakan warga. Singapura memiliki empat pabrik Waste-to-Energy (WTE) yang membakar sampah untuk menghasilkan listrik dan mengurangi volume sampah hingga 90%. Singapura berhasil menerapkan sistem pengelolaan sampah yang kompleks dan inovatif, yang tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga menghasilkan energi dari sampah.
- Pengelolaan sampah di Jepang sangat terkenal karena efisiensi dan kedisiplinannya. Selain menggunakan teknologi canggih, yang paling utama adalah PEMILAHAN SAMPAH. Masyarakat Jepang sangat disiplin dalam memilah sampah sesuai jenisnya, seperti sampah organik, sampah yang bisa dibakar, sampah yang tidak bisa dibakar, sampah berbahaya, sampah besar, dan sampah daur ulang. Pendidikan mengenai pengelolaan sampah dimulai sejak usia dini dan masyarakat Jepang sangat menyadari pentingnya menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta/industri bekerja sama dalam pengelolaan sampah, dengan pemerintah kota bertanggung jawab atas pengelolaan sampah dan masyarakat terlibat aktif dalam pemilahan dan pembuangan sampah. Dengan sistem yang terstruktur dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat, Jepang berhasil mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan memaksimalkan pemanfaatan sampah sebagai sumber daya.
- Pengelolaan sampah di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
- Secara umum Indonesia memilih pendekatan yang dilakukan di negara Jepang dengan kata kunci PEMILAHAN sejak dari sumbernya.
- Pemerintah sudah menetapkan 15 kabupaten/kota di Indonesia akan dijadikan sebagai percontohan pengolahan sampah.
- Dari 15 kabupaten/kota yang dipilih sebagai percontohan, 10 diantaranya berasal dari Jawa Barat karena mengingat tingginya jumlah sampah sepanjang aliran sungai Citarum yang dihasilkan rumah tangga dan limbah pabrik yang ada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS).
Sampah organik, yang sebagian besar berasal dari sisa makanan dan dedaunan, menyumbang separoh dari total sampah yang dihasilkan di Indonesia. Permasalahan sampah organik di Indonesia sangat kompleks dan melibatkan berbagai aspek, mulai dari tingginya volume sampah yang dihasilkan, rendahnya kesadaran masyarakat, hingga terbatasnya fasilitas pengolahan.
Masalah sampah anorganik adalah masalah lingkungan serius yang disebabkan oleh sampah yang sulit terurai dan menumpuk, seperti plastik, kaca, dan logam. Penumpukan sampah anorganik dapat menyebabkan pencemaran tanah, air, dan udara, serta berdampak negatif pada kesehatan dan lingkungan.
Sebenarnya, semua sampah baik sampah organik maupun anorganik dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga jika DIKELOLA dengan baik seperti yang dilakukan di negara Singapura dan Jepang.
Sampah organik memiliki banyak manfaat, terutama dalam bidang pertanian dan lingkungan. Manfaat utamanya adalah dapat diolah menjadi pupuk kompos yang menyuburkan tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan meningkatkan kualitas lahan pertanian. Selain itu, sampah organik juga bisa diolah menjadi pakan ternak, bahan bakar biogas, dan bahkan kerajinan tangan.
Sampah anorganik memiliki manfaat, di antaranya adalah sebagai bahan baku kerajinan, bahan bangunan, dan sumber energi. Selain itu, sampah anorganik juga dapat didaur ulang menjadi produk baru atau digunakan kembali untuk keperluan lain, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK
Sampah Organik dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, diantaranya adalah sebagai berikut :
Pengelolaan sampah anorganik dapat dilakukan dengan beberapa cara, termasuk pemilahan, daur ulang, dan pengurangan penggunaan bahan sekali pakai. Pemilahan sampah berdasarkan jenisnya (seperti plastik, kertas, dan kaca) penting untuk memudahkan proses daur ulang. Daur ulang sampah anorganik dapat menghasilkan produk baru yang bermanfaat, mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, mengurangi penggunaan bahan sekali pakai dan mencari alternatif ramah lingkungan juga dapat membantu mengurangi timbulan sampah anorganik.
Pemilahan Sampah Anorganik dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Pengomposan: Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, yaitu pupuk organik yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman. Ada beberapa cara untuk mengolah sampah organik menjadi kompos, yaitu dengan komposter, lubang biopori dan takakura.
- Biogas: Sampah organik juga dapat diolah menjadi biogas, yaitu gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.
- Pakan Ternak: Sampah organik seperti sisa sayuran dan buah-buahan dapat diolah menjadi pakan ternak. Pemanfaatan menjadi pakan ternak dapat dilakukan dengan menggunakan maggot.
- Eco enzyme adalah cairan hasil fermentasi dari sampah organik seperti ampas buah dan sayuran, gula, dan air. Eco enzyme memiliki berbagai manfaat, termasuk membersihkan rumah, menyuburkan tanaman, dan memperbaiki kualitas udara.
PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK
Pemilahan Sampah Anorganik dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- PEMILAHAN dengan cara,
- Pemisahan di Sumber: Memisahkan sampah organik (sisa makanan, daun) dan anorganik (plastik, kertas, kaca) sejak dari rumah atau sumber timbulan sampah.
- Pemisahan Berdasarkan Jenis: Memisahkan sampah anorganik berdasarkan jenisnya (misalnya, plastik dengan plastik, kertas dengan kertas) untuk memudahkan proses daur ulang.
- Menerapkan 3R :
- RECYCLE (Daur Ulang) dengan mengumpulkan dan menggunakan kembali dengan cara mengumpulkan sampah anorganik yang bisa didaur ulang (seperti plastik, kertas, kaca, logam) dan membawanya ke bank sampah.
- REDUCE (Pengurangan Penggunaan) dengan mengurangi Penggunaan Bahan Sekali Pakai dengan cara memilih produk dengan kemasan yang lebih sedikit atau produk yang bisa diisi ulang (refill) seperti membawa kantong belanja dan menggunakan tumbler untuk minuman.
- REUSE (Menggunakan Kembali) dengan menggunakan kembali sampah anorganik untuk fungsi lain, misalnya botol plastik bekas menjadi pot tanaman.
- Pengurus Bank Sampah mendorong masyarakat untuk memilah sampah sejak dari sumbernya dengan memisahkan sampah organik dan organik.
- Sampah organik dikumpulkan untuk diolah menjadi pupuk organik dan bahan maggot.
- Sampah anorganik dipilah. Yang mempunyai nilai ekonomis disetorkan ke Bank Sampah untuk dikonversi menjadi tabungan warga.
- Sisa sampah anorganik dikumpulkan dan dibawa ke TSPT Cipayung untuk diolah dan menghasilkan produk yang berguna diantaranya sebagai bahan bangunan dan sumber energi.
TIM PUPR juga menyaksikan demo tentang aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan Sampah di RW011 yaitu :
- Aplikasi LAGA dipresentasikan oleh Bapak MIDDY BAYU yang digunakan sebagai sarana komunikasi pelayanan warga termasuk juga mendukung operasional Bank Sampah.
- Aplikasi BANK SAMPAH yang dapat mempermudah proses pengelolaan Bank sampah karena sudah menggunakan sistem DIGITAL dan sudah diakui secara resmi oleh Pemprov Jabar,
Setiap dua hari sekali sampah organik yang terkumpul diambil oleh petugas yang telah ditunjuk dengan menggunakan becak motor dan dikumpulkan di depan Pos utama. Untuk selanjutnya akan diambil oleh petugas khusus dari BSI (Bank Sampah Induk) untuk diolah menjadi pupuk organik.
Sedangkan sampah anorganik dipilah di rumah dan yang mempunyai nilai ekonomi di setorkan ke Bank Sampah untuk dikonversi menjadi tabungan warga sedangkan sisanya dimasukkan ke Tong Sampah untuk selanjutnya akan dibawa oleh Truk sampah ke TPA Cipayung.
Salah satu inovasi Bank Sampah yang menjadi perhatian peserta kunjungan adalah terkait keberhasilan Bank Sampah mendaur ulang Lampu LED yang dilakukan oleh Bapak SUROSO yang juga menjabat sebagai Ketua RT03. Dengan inovasi tersebut, saat ini RT03 sudah berhasil menghemat biaya pembelian lampu karena sudah mampu mendaur ulang secara mandiri dari lampu bekas yang rusak. Caranya adalah dengan mengganti sebagian elemen yang rusak dengan biaya sangat murah.
Komentar
Posting Komentar