STRATEGI MEMBANGUN BANK SAMPAH BERBASIS DIGITAL
Masalah sampah tidak pernah kita baca terjadi di negara seperti Jepang atau Singapura, padahal sebagai bagian dari masyarakat moderen patut diduga jumlah sampah yang dihasilkan setiap warga mereka pasti sangat besar jumlahnya.
Di Singapura dengan didukung infrastruktur yang moderen yang dikelola oleh tenaga yang profesional maka permasalahan sampah dapat diatasi dengan baik. Konon kabarnya reklamasi pantai di Singapura juga memanfaatkan limbah sampah yang dihasilkan warganya.
Di Jepang, anak-anak sudah diajarkan pengelolaan sampah yang baik sejak usia dini waktu masih pendidikan TK. Oleh karena itu jangan heran jika kita setiap menonton Piala Dunia bola, baik waktu diadakan di Rusia dan terakhir di Qatar, para supporter Jepang selalu pulang belakangan. Mereka dengan kesadaran sendiri membawa kantong sampah dan mengumpulkan sampah yang tertinggal dengan sukarela sampai habis. Perilaku seperti ini sangat dipuji oleh masyarakat internasional dan membuat harum nama negara Jepang di seluruh dunia.
Di Indonesia kita dihadapkan dengan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah melimpah (overload) sementara itu pemerintah melalui Kementrian LHK sudah mengeluarkan keputusan menutup 343 TPA Open dumping mulai tanggal 10 Maret 2025.
Terakhir ada berita dari TPA Cipayung, dimana waktu hujan gunung sampah longsor dan hanyut dibawa hujan masuk ke saluran air sehingga menyebabkan banjir di sepanjang aliran kali di Kota Depok. Warga disekitar TPA juga dirugikan karena lingkungan nya tercemar oleh bau yang dikeluarkan oleh timbunan sampah. Belum lagi masalah kesehatan yang bisa ditimbulkan akibat sampah yang tidak terkelola dengan baik.
Jadi, masalah sampah di Indonesia sangat komplek dan menjadi tantangan yang sangat besar baik bagi lingkungan, masyarakat maupun ekonomi.
Jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia khususnya sampah plastik terus meningkat terutama di daerah perkotaan sementara pengelolaan sampah yang efektif belum terwujud secara optimal.
Kondisi ini semakin parah karena terbatasnya infrastruktur TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan fasilitas pengolahan sampah lainnya masih belum memadai sehingga banyak sampah yang tidak dikelola dengan baik yang pada akhirnya akan menimbulkan bau tidak sedap dan pemandangan yang tidak nyaman dilihat. Selain itu sampah plastik yang masuk ke sistem ke saluran air akan mengakibatkan banjir karena menghalangi aliran air terutama jika di musim hujan.
Semua itu bermula dari masih rendahnya kesadaran masyarakat yang disebabkan kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang baik.
Pemerintah sudah berusaha menerapkan aturan terkait pengelolaan sampah antara lain :
Saat ini ada cara yang paling baik dalam mengelola sampah yaitu dengan mendirikan Bank Sampah.
Dengan mendirikan Bank sampah, maka akan didapatkan beberapa keuntungan sekaligus yaitu :
Mendirikan Bank sampah sebenarnya sangat mudah karena saat ini sudah ada aplikasi yang bisa digunakan dengan gratis tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun.
Yang diperlukan hanya komitmen dari beberapa orang pengurus yang fokus mengelola Bank sampah agar dapat melayani warga dengan baik.
Berikut ini kami uraian strategi nya sebagai berikut:
Bila Bank sampah sudah berjalan dengan baik, maka dengan data yang terkumpul maka akan dapat dimanfaatkan bila akan mengajukan permintaan bantuan kepada pihak luar apakah pemerintah atau Perusahaan yang memiliki dana yang sudah dialokasikan untuk membantu masyarakat biasanya dikenal dengan dana CSR (Corporate Social Responsibility).
Selamat membangun Bank Sampah di lingkungan masing-masing.
Penulis adalah praktisi Bank sampah dilingkungannya.
Jadi, masalah sampah di Indonesia sangat komplek dan menjadi tantangan yang sangat besar baik bagi lingkungan, masyarakat maupun ekonomi.
Jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia khususnya sampah plastik terus meningkat terutama di daerah perkotaan sementara pengelolaan sampah yang efektif belum terwujud secara optimal.
Kondisi ini semakin parah karena terbatasnya infrastruktur TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan fasilitas pengolahan sampah lainnya masih belum memadai sehingga banyak sampah yang tidak dikelola dengan baik yang pada akhirnya akan menimbulkan bau tidak sedap dan pemandangan yang tidak nyaman dilihat. Selain itu sampah plastik yang masuk ke sistem ke saluran air akan mengakibatkan banjir karena menghalangi aliran air terutama jika di musim hujan.
Semua itu bermula dari masih rendahnya kesadaran masyarakat yang disebabkan kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang baik.
Pemerintah sudah berusaha menerapkan aturan terkait pengelolaan sampah antara lain :
- Melakukan sosialisasi terus menerus kepada semua lapisan masyarakat tentang prinsip pengelolaan sampah yaitu 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle).
- Pemerintah sudah membuat aturan yang bertujuan untuk mengurangi sampah plastik dengan melarang pasar swalayan menggunakan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan kantong yg bisa digunakan berulang kali. Sebagian supermarket menyediakan Kardus yang lebih ramah lingkungan sebagai pengganti plastik.
Saat ini ada cara yang paling baik dalam mengelola sampah yaitu dengan mendirikan Bank Sampah.
Dengan mendirikan Bank sampah, maka akan didapatkan beberapa keuntungan sekaligus yaitu :
- Akan mengurangi sampah yang dibuang ke tong sampah karena sampah yang masih mempunyai nilai ekonomi disetorkan ke Bank Sampah.
- Warga yang rutin menyetorkan Sampah dianggap sebagai nasabah Bank Sampah dimana setiap melakukan penyetoran akan menambah nilai tabungan nya yang dapat diambil sewaktu-waktu seperti layaknya Bank Konvensional.
- Jika semua warga sudah aktif menyetorkan sampah Daur Ulang (SDU) ke Bank Sampah, maka akan mengurangi frekuensi kedatangan Truk sampah yang dengan sendirinya akan menghemat biaya pembayaran untuk jasa truk sampah.
- Jika satu kota Depok menerapkan hal yang sama, maka tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan berkurang bebannya dalam menampung sampah yang dibawa oleh Truk sampah.
Mendirikan Bank sampah sebenarnya sangat mudah karena saat ini sudah ada aplikasi yang bisa digunakan dengan gratis tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun.
Yang diperlukan hanya komitmen dari beberapa orang pengurus yang fokus mengelola Bank sampah agar dapat melayani warga dengan baik.
Berikut ini kami uraian strategi nya sebagai berikut:
- Bentuk komunitas beberapa orang warga yang peduli dengan sampah yang akan menjadi cikal bakal pengurus Bank Sampah.
- Gunakan sosmed untuk memudahkan komunikasi antar anggota komunitas sehingga terbentuk kesamaan visi dan misi antar anggota dengan menggunakan Group WA, Group FB dll.
- Lakukan studi banding ke Bank Sampah yang sudah menggunakan system digital. Pelajari dan amati mana saja yang bisa diterapkan di Bank Sampah milik kita.
- Dirikan Bank Sampah di lingkungan RW dengan memanfaatkan aplikasi yang sudah diakui oleh Pemda setempat agar bisa berintegrasi dengan system monitoring yang dimiliki oleh Pemkot/Pemda Jabar.
- Jalin hubungan baik dengan praktisi Bank sampah lain yang sudah lebih dulu menggunakan system digital agar dapat mendapatkan saran jika menghadapi masalah dalam operasional.
- Cari pengepul yang bisa diajak kerjasama yang bersedia membeli dan mengambil sampah yang sudah kita kumpulkan. Biasanya setiap hari banyak Pemulung bergerobak motor yang berkeliling dan bersedia membeli sesuai dengan harga pasaran.
- Publikasikan secara teratur perkembangan bank sampah dengan menampilkan sepuluh nasabah dengan tabungan terbanyak sehingga akan muncul kompetisi yang akan memotivasi warga yang lain untuk ikut aktif.
- Lakukan evaluasi secara berkala dan menerapkan prinsip perbaikan berkelanjutan sehingga kualitas Bank sampah semakin baik dari hari ke hari.
Bila Bank sampah sudah berjalan dengan baik, maka dengan data yang terkumpul maka akan dapat dimanfaatkan bila akan mengajukan permintaan bantuan kepada pihak luar apakah pemerintah atau Perusahaan yang memiliki dana yang sudah dialokasikan untuk membantu masyarakat biasanya dikenal dengan dana CSR (Corporate Social Responsibility).
Selamat membangun Bank Sampah di lingkungan masing-masing.
Penulis adalah praktisi Bank sampah dilingkungannya.
Komentar
Posting Komentar